Ketahui Model-Model Pembelajaran Yang Paling Cocok Untuk Kurikulum 2013

soalcpnsdansekolah.blogspot.com - Ketahui Model-Model Pembelajaran yang Paling Cocok untuk Kurikulum 2013, Model Pembelajaran Terbaik dalam Kurikulum 2013.

Selamat pagi teman dimana pun berada, nah kali ini mas Hakim berkesempatan membagikan pembahasan model-model pembelajaran yang tepat sekali/cocok ketika dipakai dalam penerapan kurikulum 2013.

Model Pembelajaran yang Paling Cocok untuk Kurikulum  Ketahui Model-Model Pembelajaran yang Paling Cocok untuk Kurikulum 2013
Model Pembelajaran

Model pembelajaran sendiri merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga simpulan proses mencar ilmu mengajar yang disajikan oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Bruce Joyce dan Marsha Weil (dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega:1990) mengelompokkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yakni:

  1. model interaksi sosial 
  2. model pengolahan gosip
  3. model personal-humanistik
  4. dan model modifikasi tingkah laris.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun ihwal Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 yaitu model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).

Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi perilaku pada KI-1 dan KI-2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/atau KD-4.

Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang mampu menyebarkan kompetensi perilaku, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan.

Penggunaan pendekatan saintifik yang menyebarkan pengalaman belajar akseptor latih melalui acara mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba/mengumpulkan isu (experimenting/ collecting information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).

Berikut adalah pola kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan dengan pendekatan saintifik (5M).

1. Project Based Learning

Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada permasalahan komplek yang dibutuhkan penerima bimbing dalam melaksanakan insvestigasi dan memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing penerima latih dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum, menawarkan kesempatan kepada para penerima ajar untuk menggali konten (bahan) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melaksanakan eksperimen secara kolaboratif.

Langkah pembelajaran dalam project based learning yakni sebagai berikut:

  1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal biar penerima latih mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
  2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah konkret menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek mampu melalui percobaan.
  3. Menyusun jadwal sebagai langkah aktual dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting supaya proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan sasaran.
  4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta bimbing mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
  5. Menguji hasil, fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan aneka macam data lain dari banyak sekali sumber.
  6. Mengevaluasi acara/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas sebagai acuan perbaikan untuk peran proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.


2. Model Inquiry Learning

Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya.

Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:

  1. Observasi/Mengamati mengembangkan fenomena alam. Kegiatan ini menawarkan pengalaman mencar ilmu kepada akseptor asuh bagaimana mengamati aneka macam fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
  2. Mengajukan pertanyaan ihwal fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui aktivitas menanya baik terhadap guru, sobat, atau melalui sumber yang lain.
  3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan tanggapan. Pada tahapan ini akseptor latih mampu mengasosiasi atau melakukan daypikir terhadap kemungkinan tanggapan dari pertanyaan yang diajukan.
  4. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga pada acara tersebut akseptor asuh mampu memprediksi dugaan atau yang paling sempurna sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
  5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga akseptor bimbing mampu mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.


3. Problem Based Learning

Model pembelajaran ini bertujuan merangsang akseptor asuh untuk mencar ilmu melalui banyak sekali permasalahan konkret dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

  1. Mengorientasi akseptor didik pada duduk perkara. Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati persoalan yang menjadi objek pembelajaran.
  2. Mengorganisasikan acara pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu aktivitas agar peserta ajar menyampaikan aneka macam pertanyaan (atau menanya) terhadap malasalah kajian.
  3. Membimbing penyelidikan mampu berdiri diatas kaki sendiri dan kelompok. Pada tahap ini penerima bimbing melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan persoalan yang dikaji.
  4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta latih mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan aneka macam data lain dari banyak sekali sumber.
  5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta ajar menerima tanggapan terhadap dilema yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.


4. Model Discovery Learning.

Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru menunjukkan stimulan, mampu berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan bahan pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga akseptor didik menerima pengalaman berguru mengamati pengetahuan konseptual melalui aktivitas membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.

  1. Problem Statement (mengidentifikasi duduk perkara). Dari tahapan tersebut, penerima asuh diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada aktivitas ini akseptor didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari gosip, dan merumuskan masalah.
  2. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta ajar diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/berita yang mampu digunakan untuk menemukan solusi pemecahan duduk perkara yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan aneka macam alternatif pemecahan duduk perkara, jikalau satu alternatif mengalami kegagalan.
  3. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih akseptor ajar untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan konkret, sehingga aktivitas ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
  4. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan penerima asuh untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
  5. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini penerima asuh digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu insiden atau permasalahan yang serupa, sehingga aktivitas ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi akseptor didik.


Nah begitulah pembahasan mas Hakim terkait 4 model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam kurikulum 2013. Terlepas model-model pembelajaran diatas, tentu masih ada banyak model pembelajaran yang layak dicoba untuk digunakan.

Misal Make a Match, Picture dan Picture serta model pembelajaran yang lainnya, alasannya adalah semakin banyak guru mengekplorasi model pembelajaran dan menerapkannya, maka akan menciptakan suasana pembelajaran semakin semarak.

Penulis @hakimlfc13

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel